10 Kesalahan Umum saat Merawat Pasien Kelumpuhan

10 Kesalahan Umum saat Merawat Pasien Kelumpuhan

poltekkesjayapura.com – Merawat pasien kelumpuhan memang butuh perhatian khusus. Bukan cuma soal fisik, tapi juga soal emosi dan kenyamanan pasien. Kadang, saking penginnya memberikan yang terbaik, kita justru tanpa sadar melakukan hal-hal yang keliru. Padahal niatnya baik, tapi akibatnya bisa bikin kondisi pasien nggak nyaman atau bahkan memburuk.

Nah, supaya nggak salah langkah, penting banget buat kita mengenali kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat merawat pasien lumpuh. Di artikel ini, poltekkesjayapura.com akan ngebahas 10 kesalahan umum yang sering terjadi dan gimana cara menghindarinya. Yuk simak baik-baik!

1. Mengabaikan Posisi Tubuh Pasien

Kesalahan pertama yang sering banget kejadian adalah menempatkan pasien dalam posisi yang sama selama berjam-jam. Padahal, posisi yang nggak diganti-ganti bisa menyebabkan luka tekan, nyeri otot, dan sirkulasi darah terganggu.

Solusinya, bantu pasien mengganti posisi tubuh secara berkala, minimal setiap 2 jam sekali. Bisa dengan memiringkan tubuh, mengangkat kepala sedikit, atau mengganti posisi kaki agar aliran darah tetap lancar.

2. Terlalu Mengontrol Segalanya

Banyak orang berpikir pasien lumpuh harus diurus total dari A sampai Z. Padahal, kalau pasien masih bisa melakukan beberapa hal sendiri, biarkan mereka melakukannya. Ini bisa membantu membangun rasa percaya diri dan kemandirian.

Misalnya, kalau pasien bisa makan sendiri, bantu siapkan makanannya saja. Jangan langsung menyuapi jika belum diperlukan. Kita bantu mereka tetap merasa berdaya, bukan tergantung.

3. Tidak Menjaga Kebersihan Area Intim

Merawat area pribadi pasien adalah bagian penting dari menjaga kesehatan mereka. Sayangnya, hal ini sering diabaikan karena dianggap tidak nyaman atau tabu.

Padahal, jika tidak dibersihkan dengan benar, bisa memicu infeksi, iritasi kulit, atau bahkan luka. Jadi, pastikan area ini selalu bersih dan kering, terutama jika pasien menggunakan popok.

4. Mengabaikan Perawatan Mental dan Emosional

Fokus pada perawatan fisik saja bisa bikin kita lupa bahwa pasien juga butuh dukungan emosional. Jangan anggap remeh perasaan mereka—terutama rasa frustasi, malu, atau sedih karena kehilangan kemampuan gerak.

Ajak ngobrol santai, dengarkan keluh kesahnya, dan beri dukungan emosional. Kalau perlu, ajak konsultasi dengan psikolog agar pasien bisa lebih kuat secara mental.

5. Memberi Makanan Tanpa Perhatikan Nutrisi

Kadang kita mikir yang penting pasien makan dan kenyang. Padahal, pasien kelumpuhan butuh asupan nutrisi yang seimbang agar tubuhnya tetap kuat dan proses penyembuhan berjalan optimal.

Perhatikan keseimbangan antara protein, serat, vitamin, dan mineral. Kurangi makanan tinggi gula atau lemak jenuh, dan perbanyak air putih untuk mencegah dehidrasi.

6. Tidak Mengganti Popok atau Sprei Secara Teratur

Kebersihan tempat tidur dan popok sangat penting. Tapi ada juga yang terlalu lama membiarkan popok kotor atau seprai lembap tanpa diganti. Ini bisa menyebabkan iritasi kulit, bau tak sedap, dan tentunya menurunkan kenyamanan pasien.

Idealnya, popok diganti setiap kali kotor atau setiap 3–4 jam sekali. Seprai juga sebaiknya diganti minimal dua kali seminggu atau ketika terkena noda/keringat.

7. Salah Teknik Mengangkat atau Memindahkan Pasien

Kalau kamu nggak tahu teknik mengangkat pasien dengan benar, bisa-bisa malah membahayakan pasien dan dirimu sendiri. Salah angkat bisa bikin pasien jatuh atau kamu mengalami cedera punggung.

Pelajari teknik yang benar seperti menggunakan strength dari kaki, bukan dari punggung. Gunakan alat bantu seperti sabuk pengangkat atau hoist jika ada.

8. Nggak Peka terhadap Luka Tekan

Luka tekan bisa muncul secara perlahan tapi dampaknya besar. Tanda-tandanya seperti kemerahan yang nggak hilang, kulit yang mengelupas, atau terasa panas saat disentuh.

Kalau kamu nggak cek rutin, luka ini bisa melebar dan infeksi. Jadi, pastikan kamu memeriksa kulit pasien setiap hari, terutama di area punggung, tumit, siku, dan bokong.

9. Kurang Komunikasi dengan Tim Medis

Kadang kita terlalu yakin bisa urus semua sendiri, padahal perawatan pasien kelumpuhan idealnya melibatkan tenaga medis seperti dokter, fisioterapis, atau perawat home care.

Pastikan kamu rutin berkonsultasi dan mengikuti arahan medis. Kalau ada perubahan kondisi, langsung lapor agar bisa ditangani dengan cepat dan tepat.

10. Merasa Semua Beban Ada di Diri Sendiri

Merawat pasien itu pekerjaan yang berat, dan kamu nggak harus menjalaninya sendirian. Salah satu kesalahan besar adalah merasa malu atau gengsi untuk minta bantuan.

Ajak anggota keluarga lainnya terlibat, atau cari komunitas pendukung caregiver. Kamu juga butuh istirahat, waktu untuk diri sendiri, dan tempat bercerita agar nggak burnout.

Perawatan pasien kelumpuhan memang penuh tantangan, tapi dengan pengetahuan dan perhatian yang tepat, semua bisa dijalani dengan lebih baik. Di poltekkesjayapura.com, kami percaya bahwa belajar dari kesalahan adalah langkah penting untuk memberikan perawatan yang lebih baik dan penuh empati.

Semoga artikel ini bisa jadi panduan ringan tapi bermanfaat buat kamu yang sedang mendampingi orang tercinta melewati masa sulit. Yuk, rawat dengan hati, bukan hanya dengan tangan.